Stigma terhadap kesehatan mental masih menjadi masalah serius di Indonesia. Banyak masyarakat masih merasa malu atau takut untuk mencari bantuan jika mengalami masalah kesehatan mental. Padahal, kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik, dan tidak ada yang perlu ditakuti atau malu.
Salah satu cara untuk mengatasi stigma terhadap kesehatan mental di Indonesia adalah dengan edukasi. Menurut dr. Anwar Siregar, Ketua PB IDI, “Penting bagi masyarakat untuk memahami bahwa kesehatan mental adalah bagian yang tak terpisahkan dari kesehatan secara keseluruhan. Kita perlu mengubah mindset bahwa mencari bantuan untuk masalah kesehatan mental adalah tanda kelemahan. Sebaliknya, itu adalah tanda keberanian untuk menghadapi masalah dan mencari solusinya.”
Selain itu, peran media juga sangat penting dalam memerangi stigma terhadap kesehatan mental. Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI, sekitar 85% penderita gangguan kesehatan mental mengalami stigma dan diskriminasi. Dengan memberikan informasi yang benar dan mengedukasi masyarakat melalui media massa, diharapkan stigma terhadap kesehatan mental dapat berkurang.
Namun, upaya untuk mengatasi stigma terhadap kesehatan mental tidak hanya tanggung jawab pemerintah atau tenaga medis. Masyarakat juga perlu terlibat aktif dalam memerangi stigma ini. Seperti yang dikatakan oleh psikolog dr. Nurul Huda, “Kita semua memiliki peran dalam membangun masyarakat yang peduli dan mendukung satu sama lain dalam menghadapi masalah kesehatan mental. Jangan takut untuk bertanya, mendengarkan, atau memberikan dukungan kepada orang yang membutuhkannya.”
Dengan kerjasama antara pemerintah, tenaga medis, media, dan masyarakat, diharapkan stigma terhadap kesehatan mental di Indonesia dapat teratasi dan semua orang dapat mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan tanpa rasa takut atau malu. Jangan biarkan stigma menghalangi kita untuk merawat kesehatan mental kita dengan baik. Semua orang berhak untuk hidup sehat, baik secara fisik maupun mental.